,
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Terima kasih buat teman-teman dan pembaca semua yang setidaknya sudah mau membaca pembukaan dari tulisan saya ini. Jika tertarik, bisa dilanjutkan dan silahkan "skip" jika memang tidak tertarik. Tulisan ini hanyalah bagian dari opini + pengetahuan yang mampu saya serap sejauh ini.
Well, berbicara soal dunia. Tidak sedikit dari umat Islam Indonesia mengatakan, "Sudah, jangan terlalu mengejar dunia. Tidak akan gunanya. Kejar akhirat saja, nanti dunia akan mengikuti."
Memang, itu suatu kebenaran mutlak yang tidak bisa digugat. Dalam suatu hadits disebutkan, "Dunia tidak lebih mulia dari sehelai sayap nyamuk." Bukan suatu mitos bahwa orang yang selama hidupnya berkecimpung di dunia Da'i saja, memiliki kehidupan bahagia dan finansial yang tercukupi, bisa jadi karena rasa syukur yang dimilki atau memang Da'i tersebut cukup terkenal.
Prinsip "Jangan terlalu mengejar dunia", datang ke dalam masyarakat Muslim dalam kapasitas yang besar. Alhasil, banyak dari orangtua ingin anaknya menjadi "pendakwah saja, guru ngaji saja, Hafidz Quran saja, atau Imam shalat saja." Ada yang tamat SD langsung masuk ke pesantren, ada juga yang memulai sesudah tamat SMA.
Honestly it's really awesome, Amazing at the same time and I can't deny it!
Kita tidak bisa mempungkiri bahwa mereka adalah orang-orang hebat! menghafal seluruh bagian dari Al-Quran + Hadits-Hadits shahih lainnya. Genius dan sangat membanggakan apalagi di fase menuju akhir zaman.
Jadi fix,done!. Para penghafal Quran, Da'i, mereka jauh lebih hebat dibanding kita yang merupakan orang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, ada satu hal yang ingin saya bahas lebih jauh. Jika semua umat Islam mengartikan prinsip "Jangan terlalu mengejar dunia" dengan mencetak semua umat Islam menjadi "Pendakwah saja, guru ngaji saja, atau penghafal Quran saja," Lantas siapa yang akan memimpin dunia ini? masih belum bosan memberikan mandat kepada kafir?
Well, disini saya tidak ingin berbicara mengenai kafir itu buruk atau bagaimana. Tapi saya berbicara sebagai sudut pandang seorang Muslim dan berbagi kepada sesama Muslim. So, jangan sampai salah kaprah dengan yang saya sebutkan sebelumnya. I am trying to be neutral as much as I can.
Back to the topic, ingat kasus yang disebut "si penista agama?" Dan lihat sendiri bagaimana kelakuan pemimpin kita saat ini? Lihat juga, kan bagaimana kasus korupsi yang sudah menjadi budaya di Indonesia yang luar biasanya, negara yang katanya dengan umat Islam terbanyak di dunia!
Jika kita amati, salah siapa sebenarnya? apakah salah orang yang memilih? atau salah pemimpin yang mencalonkan diri? atau salahnya orang-orang kafir? Justru itu adalah kesalahan umat Islam sendiri! salah Muslim! bukan salah siapa-siapa melainkan kita umat Islam. Bagaimana bisa?
Karena kita takut, "Ah, males masuk politik. politik itu kotor. Jadi pendakwah saja." atau "Sudah, itu sangat duniawi. Tidak akan ada untungnya." Efeknya, Umat Islam yang benar- benar sejatinya umat Islam justru menghilang. Mereka memilih menjadi rakyat biasa dan merelakan amanah menjadi pemimpin kepada orang-orang yang tidak beriman, yang imannya masih lemah, kepada mereka orang yang rakus.
Lihat sendiri, kan? bagaimana konser di TV dengan bebasnya mempertontonkan tubuh perempuan dengan balutan busana yang minim kemudian memanipulasi dengan kata "keindahan seni?"
mengapa itu terjadi? ya karena tidak ada umat Islam sejati yang berkecimpung di dunia hiburan! Mungkin ini akan terdengar aneh, "Astaghfirullah, jangan sampai ada ikhwan masuk ke hiburan tanah air." Kalau prinsip kita masih demikian, bagaimana kondisi umat Islam dua atau lima puluh tahun ke depan? Walaupun kita tidak mampu menghilangkan yang buruk, setidaknya kita bisa dengan mengurangi. Kalau prinsip kita masih demikian, bagaimana kondisi umat Islam dua atau lima puluh tahun ke depan?
Ingat bagaimana hijab syar'i yang dulunya asing kini justru menjadi tren tersendiri bagi Muslimah Indonesia? siapa yang memberi contoh pertama di Indonesia? tidak lain adalah seorang artis, Oki Setiana Dewi. Walaupun ia masih belum syar'i sepenuhnya dengan riasan make up dsb, setidaknya ia sudah mampu memperbaiki sebagian Muslimah Indonesia dengan membawa tren "Hijab Syar'i" walau syar'i nya masih setengah-setengah.
Lihat sendiri? bagaimana film horror Indonesia yang lebih banyak mempertontonkan adegan dewasa dibanding hal mistis? Apakah itu akan terjadi jika di lembaga sensor Indonesia terdapat umat Islam sejati yang benar-benar Islam? sekecil apapun jabatan kita di saat pertama, yakinlah Allah akan menolong hamba yang berjuang demi kebaikan agama-Nya.
Lihatlah beberapa kendaraan/produk yang diproduksi di luar negeri. Pasti ada saja simbolis mereka yang ditinggalkan. Entah itu salib, atau lambang2 lain yang penuh "rahasia".
Kebayang,kan? kalau seandainya ada krim wajah produksi PT.Muslimah Tbk. dengan nama produk Beauty of Zulaikha?
Ya... barangkali...
Jadi kesimpulannya,
Umat Islam jangan hanya menjadi Da'i saja, menjadi guru ngaji saja, menjadi penghafal Quran saja, Tapi dunia ini membutuhkan umat Islam. This world need us!
Islam juga membutuhkan dokter,ilmuwan, peneliti, desainer, seniman, psikiater, psikolog, guru, arsitek, dsb dengan catatan "Muslim yang beriman."
So, benar sekali dan lebih utama jika kita memilih yang berorientasi akhirat. Tujuan dari tulisan ini sebenarnya, "Tolong jangan remehkan profesi yang lain selain Pendakwah, guru ngaji, dan sebagainya dengan melabeli 'terlalu mengejar dunia'."
Apapun profesi ke depannya, do'akanlah umat Islam menjadi seorang yang berkarir di dunia namun berusaha menjadi muslim yang beriman dan memberi pengaruh positif bagi negara.
Well, thank's so much sudah tertarik untuk membaca. Silahkan like jika suka, jika tidak suka ya tidak perlu di like.