Jumat, 10 Mei 2019

Ikhwan, Antum Kenapa?

      Perkembangan teknologi di dunia terlebihnya Indonesia cukup memberikan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Apalagi dengan munculnya puluhan bahkan ratusan media sosial yang seakan menarik manusia dari interaksi langsung. Mata yang seharusnya diciptakan untuk menyaksikan dan mempelajari kehidupan di sekeliling, jutru terpaku menatap layar monitor hingga berjam-jam. Tidak aneh juga jika melihat seseorang yang mengabaikan orang yang berbicara langsung kepadanya hanya karena lebih tertarik dengan apa yang dilihatnya di balik layar. Yah, memang faktanya apa yang didapatkan oleh masyarakat dari media sosial saat ini jauh lebih banyak dari yang disaksikan langsung. But...Ok! bukan itu yang sebenarnya akan dibahas. Hehehe... itu hanya untuk memberikan pembukaan saja terhadap apa yang ingin saya share berikutnya.

    Di balik lingkungan yang semakin "menggila" dengan teknologi, membuat saya pribadi sangat salut terhadap remaja saat ini yang memilih menduakan hal tersebut dengan masuk ke pesantren-pesantren untuk mempelajari ilmu agama. Tidak menggunakan smartphone, laptop, menjauhi musik-musik, novel, komik, right! all of those activities impossible banget untuk dijauhi dari anak-anak muda. Tapi hebatnya, para santri kita bisa menangkal itu semua dengan keyakinan yang mereka miliki. Hari-hari mereka dipenuhi dengan interaksi langsung sesama santri dan guru. Persahabatan yang nyata juga terjalin. Kalau ada sesuatu terjadi, mereka akan langsung bertatap muka. Tidak hanya sekedar kirim pesan, "Ya ampun... aku turut berduka cita," lalu melempar HP dan sibuk dengan aktivitas pribadinya sesudah mengirim pesan. 

     Apa lagi? waktu. Santriwan/wati mampu mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Jelas, waktu santai yang mereka miliki lebih sedikit daripada siswa/mahasiswa pada umumnya. Dari pagi hingga siang, mereka akan sibuk dengan kelas formal. Ada juga yang kelas formalnya berakhir saat akan maghrib. Kemudian mereka akan mengikuti sekian banyak rangkaian kegiatan non formal lainnya hingga malam mulai larut. Memang tidak semua pesantren memiliki peraturan yang sama, tapi majority this kind of. Benar-benar jadwal yang super padat. 


AKU DAN SETENGAH HIDUPKU


               Itulah yang langsung terlintas dalam fikiranku, aku dan setengah hidupku. Aku masih tidak mengerti mengapa “setengah” harus menjadi hal yang langsung ada dalam perasaan dan otakku. Tapi inilah adanya. Aku menangis, bukan lagi menangis tersedu-sedu, tetapi aku menjerit dan memukulkan kepalaku sendiri ke atas lantai. Aku berteriak dan memeluk apapun yang bisa aku temukan. Entah itu bantal, tembok, bahkan tiang kasur. Apapun itu, apapun aku berharap bisa memeluknya dengan harapan esok hari akan ada seseorang yang memelukku seperti itu disaat aku bersedih.
                Aku seorang perempuan biasa yang terlahir dalam keluarga yang biasa saja di sebuah desa. Sakit memang, menyadari aku terlahir sebagai seseorang yang biasa saja. Sangat biasa. Fisik yang sangat biasa, rupa yang biasa saja, dan semuanya serba biasa. Aku bukan perempuan spesial dimana lelaki langsung menoleh karena kecantikanku saat aku berjalan. Aku seorang kutu buku dimana sahabat setia dudukku adalah barisan buku dan perpustakaan.
                Aku menangis. Bukan lagi menangis. Aku setengah gila. Berbagai masalah keluarga datang dan menghujamku dengan sangat sadis tanpa perasaan. Mencabik jiwa dan akal sehatku. Aku tersiksa dan tercampak. Aku seorang diri. Tidak ada yang bisa mengerti dan mereka tidak akan percaya bahwa keluarga akan sekejam itu. Tapi itu adalah faktanya dalam hidupku.
                Ya, broken home. Tentu aku punya cita-cita. Karena situasi keluarga yang sangat menjemukan aku memiliki cita-cita terkuat dalam hidupku, aku ingin memiliki keluarga baru. Keluargaku sendiri. Keluarga kecil yang bahagia, tidak ada gosip, tidak saling menjelekkan, dan tidak menjatuhkan melainkan saling mendukung satu sama lain.
                Aku berhubungan dengan lelaki, menjalin asmara, karena tidak ada kasih sayang yang kudapatkan dari keluarga. Aku menceritakan segalanya, bahkan apapun yang keluargaku tidak tahu. Tapi aku tidak tahu mengapa, 21 tahun usiaku sampai sekarang masih belum ada lelaki yang benar-benar tulus mencintaiku sedangkan banyak dari temanku yang sudah menikah.
                Tahun lalu,tepatnya juli 2018. Aku mengalami keterlambatan datang bulan dan merasakan sakit di perut bagian bawah. Sakit yang bertubi-tubi akhirnya membuat aku memeriksakan diri ke dokter ahli kandungan, dan dokter mendiagnosa aku terkena PCOS dan itu salah satu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Aku tidak tahu apa itu PCOS kala itu. Maka aku langsung mencari ke internet mengenai PCOS. Saat aku membaca semua gejalanya, semua itu ada pada diriku secara keseluruhan. Bagaimana perasaanku? Hancur. Aku hancur berhamburan bagaikan istana pasir yang dihembas ombak besar di pantai.
                Yang paling membuat aku sakit dari PCOS, bukan karena aku harus menahan sakit tiap bulan, tetapi aku harus kehilangan rambutku dan aku mengalami kebotakan yang luar biasa. Aku memiliki peluang yang sangat kecil untuk hamil. Aku mengalami obesitas dan aku selalu merasa berat badanku susah turun walaupun aku sangat kelelahan berbulan-bulan. Aku mendapati skin tag, aku mulai merasa tidak percaya diri akan apapun yang aku dapatkan. Apa itu saja yang membuat aku hancur menjadi penderita PCOS? Tidak!
                Aku harus menghadapi perubahan emosiku yang sangat labil, mood swing yang selalu membuat aku depresi, bahkan bertengkar dengan orang-orang yang aku sayangi. Apakah aku menginginkan itu semua? Demi Tuhan percayalah itu tidak benar! Aku justru mengutuk diriku berkali-kali dan membenci diriku sendiri. Aku benci, dengan apa yang aku alami. Aku lelah dengan semuanya. Aku sangat berduka, karena aku sadar aku tidak bisa menjadi perempuan seutuhnya. Lelaki mana yang akan menikahi perempuan mandul? Yang penampilanku tidak akan sesempurna perempuan lain?
                Aku memiliki seorang pacar. Aku ikhlas dengan apapun kekurangan yang ada pada dirinya dan aku tulus akan perasaanku padanya. Tapi akhirnya aku memilih untuk mundur. Aku tidak ingin dia menderita di masa deoan nanti. Aku tidak ingin dia memiliki istri yang menangis setiap hari karena persoalan keluarga dan sakit saat menstruasi. Aku memilih mundur, Ya Tuhan... sungguh ini sangat berat dan sakit yang aku alami. Aku merasakan ada duri di kerongkonganku setiap kali memikirkan nasibku.
                Aku masih mencoba untuk ikhlas dengan semuanya. Aku menjalani program diet seumur hidup untuk mengurangi efek PCOS. Aku berusaha sabar, walau setiap malam aku masih menangis karena aku sangat kesepian dan sangat merindukan seseorang yang kelak akan memeluk dan menghiburku dikala sedih. Tapi aku sadar aku tidak berhak untuk mendapatkan itu semua. Aku hanya seorang perempuan yang lemah, dan aku bukanlah perempuan yang hebat.
                Sakit sekali rasanya, aku harus menanggung beban ini seorang diri dan aku juga tidak mampu membaginya ke siapa pun. Perih sekali rasanya, Tuhan. Disaat aku melihat teman dan perempuan lain yang mengupload foto pernikahan mereka, kemudian foto bayi mereka, Ya Tuhan sungguh hati ini hancur, sakit. Dalam hati aku menjerit,”Ya Allah begini ya rasanya melihat mereka bahagia atas sesuatu yang tidak bisa aku miliki?”
                Akhirnya aku memilih meninggalkan sosial media. Instagram, hanya aku gunakan saat aku perlu. Aku tidak pernah lagi membuka story atau melihat feed orang lain. Aku cemburu, aku sedih, aku tidak memiliki keluarga seindah mereka. Aku tidak memiliki kekasih seperti mereka yang sedia membantu dikala dia kesusahan. Aku tidak punya yang mereka miliki. Aku menghindari dunia luar. Aku tidak ingin keluar dari rumahku. Aku sangat sedih saat melihat sepasang suami istri pergi membawa bayi mereka. Sungguh Demi Tuhan aku tidak sanggup melihat itu! Tidak! Itu sungguh perih dan aku terluka.
                Kini aku seorang diri. Mengurung diri di kamar dengan laptop dan menulis seluruh isi hatiku. Berbagi kepada halaman kosong di layar. Aku tidak mampu berbicara dengan keluargaku. Aku tidak mampu bersatu dengan mereka karena kita berbeda dari segala sisi. Atau mungkin hanya aku saja yang berbeda. Aku tidak berbicara kepada siapapun. Aku adalah seorang pemurung. Aku memilih diam, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Aku sendiri. Aku kesepian.

Kamis, 25 Mei 2017

DISAAT MAYORITAS MUSLIM MENGATAKAN : "Sudah, Jangan terlalu mengejar dunia. Akhirat lebih utama."

,
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Terima kasih buat teman-teman dan pembaca semua yang setidaknya sudah mau membaca pembukaan dari tulisan saya ini. Jika tertarik, bisa dilanjutkan dan silahkan "skip" jika memang tidak tertarik. Tulisan ini hanyalah bagian dari opini + pengetahuan yang mampu saya serap sejauh ini.

Well, berbicara soal dunia. Tidak sedikit dari umat Islam Indonesia mengatakan, "Sudah, jangan terlalu mengejar dunia. Tidak akan gunanya. Kejar akhirat saja, nanti dunia akan mengikuti."
Memang, itu suatu kebenaran mutlak yang tidak bisa digugat. Dalam suatu hadits disebutkan, "Dunia tidak lebih mulia dari sehelai sayap nyamuk." Bukan suatu mitos bahwa orang yang selama hidupnya berkecimpung di dunia Da'i saja, memiliki kehidupan bahagia dan finansial yang tercukupi, bisa jadi karena rasa syukur yang dimilki atau memang Da'i tersebut cukup terkenal.

Prinsip "Jangan terlalu mengejar dunia", datang ke dalam masyarakat Muslim dalam kapasitas yang besar. Alhasil, banyak dari orangtua ingin anaknya menjadi "pendakwah saja, guru ngaji saja, Hafidz Quran saja, atau Imam shalat saja." Ada yang tamat SD langsung masuk ke pesantren, ada juga yang memulai sesudah tamat SMA.

Honestly it's really awesome, Amazing at the same time and I can't deny it!
Kita tidak bisa mempungkiri bahwa mereka adalah orang-orang hebat! menghafal seluruh bagian dari Al-Quran + Hadits-Hadits shahih lainnya. Genius dan sangat membanggakan apalagi di fase menuju akhir zaman.

Jadi fix,done!. Para penghafal Quran, Da'i, mereka jauh lebih hebat dibanding kita yang merupakan orang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, ada satu hal yang ingin saya bahas lebih jauh. Jika semua umat Islam mengartikan prinsip "Jangan terlalu mengejar dunia" dengan mencetak semua umat Islam menjadi "Pendakwah saja, guru ngaji saja, atau penghafal Quran saja," Lantas siapa yang akan memimpin dunia ini? masih belum bosan memberikan mandat kepada kafir?

Well, disini saya tidak ingin berbicara mengenai kafir itu buruk atau bagaimana. Tapi saya berbicara sebagai sudut pandang seorang Muslim dan berbagi kepada sesama Muslim. So, jangan sampai salah kaprah dengan yang saya sebutkan sebelumnya. I am trying to be neutral as much as I can.

Back to the topic, ingat kasus yang disebut "si penista agama?" Dan lihat sendiri bagaimana kelakuan pemimpin kita saat ini? Lihat juga, kan bagaimana kasus korupsi yang sudah menjadi budaya di Indonesia yang luar biasanya, negara yang katanya dengan umat Islam terbanyak di dunia!

Jika kita amati, salah siapa sebenarnya? apakah salah orang yang memilih? atau salah pemimpin yang mencalonkan diri? atau salahnya orang-orang kafir? Justru itu adalah kesalahan umat Islam sendiri! salah Muslim! bukan salah siapa-siapa melainkan kita umat Islam. Bagaimana bisa?

Karena kita takut, "Ah, males masuk politik. politik itu kotor. Jadi pendakwah saja." atau "Sudah, itu sangat duniawi. Tidak akan ada untungnya." Efeknya, Umat Islam yang benar- benar sejatinya umat Islam justru menghilang. Mereka memilih menjadi rakyat biasa dan merelakan amanah menjadi pemimpin kepada orang-orang yang tidak beriman, yang imannya masih lemah, kepada mereka orang yang rakus.

Lihat sendiri, kan? bagaimana konser di TV dengan bebasnya mempertontonkan tubuh perempuan dengan balutan busana yang minim kemudian memanipulasi dengan kata "keindahan seni?"
mengapa itu terjadi? ya karena tidak ada umat Islam sejati yang berkecimpung di dunia hiburan! Mungkin ini akan terdengar aneh, "Astaghfirullah, jangan sampai ada ikhwan masuk ke hiburan tanah air." Kalau prinsip kita masih demikian, bagaimana kondisi umat Islam dua atau lima puluh tahun ke depan? Walaupun kita tidak mampu menghilangkan yang buruk, setidaknya kita bisa dengan mengurangi. Kalau prinsip kita masih demikian, bagaimana kondisi umat Islam dua atau lima puluh tahun ke depan?

Ingat bagaimana hijab syar'i yang dulunya asing kini justru menjadi tren tersendiri bagi Muslimah Indonesia? siapa yang memberi contoh pertama di Indonesia? tidak lain adalah seorang artis, Oki Setiana Dewi. Walaupun ia masih belum syar'i sepenuhnya dengan riasan make up dsb, setidaknya ia sudah mampu memperbaiki sebagian Muslimah Indonesia dengan membawa tren "Hijab Syar'i" walau syar'i nya masih setengah-setengah.

Lihat sendiri? bagaimana film horror Indonesia yang lebih banyak mempertontonkan adegan dewasa dibanding hal mistis? Apakah itu akan terjadi jika di lembaga sensor Indonesia terdapat umat Islam sejati yang benar-benar Islam? sekecil apapun jabatan kita di saat pertama, yakinlah Allah akan menolong hamba yang berjuang demi kebaikan agama-Nya.

Lihatlah beberapa kendaraan/produk yang diproduksi di luar negeri. Pasti ada saja simbolis mereka yang ditinggalkan. Entah itu salib, atau lambang2 lain yang penuh "rahasia".
Kebayang,kan? kalau seandainya ada krim wajah produksi PT.Muslimah Tbk. dengan nama produk Beauty of Zulaikha?
Ya... barangkali...

Jadi kesimpulannya,
Umat Islam jangan hanya menjadi Da'i saja, menjadi guru ngaji saja, menjadi penghafal Quran saja, Tapi dunia ini membutuhkan umat Islam. This world need us!

Islam juga membutuhkan dokter,ilmuwan, peneliti, desainer, seniman, psikiater, psikolog, guru, arsitek, dsb dengan catatan "Muslim yang beriman."

So, benar sekali dan lebih utama jika kita memilih yang berorientasi akhirat. Tujuan dari tulisan ini sebenarnya, "Tolong jangan remehkan profesi yang lain selain Pendakwah, guru ngaji, dan sebagainya dengan melabeli 'terlalu mengejar dunia'."

Apapun profesi ke depannya, do'akanlah umat Islam menjadi seorang yang berkarir di dunia namun berusaha menjadi muslim yang beriman dan memberi pengaruh positif bagi negara.
Well, thank's so much sudah tertarik untuk membaca. Silahkan like jika suka, jika tidak suka ya tidak perlu di like.


Selasa, 09 Juni 2015

Terkadang, Saya Menganggap Masyarakat Aceh Itu...(Part 2--end--)


Nikah dipersulit perceraian dimudahkan. Yang berperan penting disini adalah para orangtua. Hukum menikah adalah sunah bagi yang baligh dan mampu menahan hawa nafsu. Dan wajib hukumnya bagi yang tidak mampu menahan nafsu. Allah Subhaanahu Wata’ala juga memerintahkan kita agar menyegerakan untuk menikah. Namun apa yang terjadi di Aceh?
Masyarakat Aceh sangat takut akan masa depan. Mereka takut menikahkan putri mereka (terutama) karena takut akan diinjak oleh para suami. Alhasil, para orangtua menaruh harga yang tinggi terhadap mahar putri mereka. Tidak tanggung-tanggung. 20 mayam mas untuk lulusan S1. Itupun tergantung tiap daerah dan pendidikan akhir si perempuan.  Hal ini sangat menyesakkan hati. Bagaimana tidak? Andaikan saja para masyarakat dan orangtua di Aceh memikirkan lebih jauh, mereka telah menjadikan putri mereka sendiri seperti barang yang diperjual belikan. Bahkan secara tidak langsung mereka menyebutkan “Harga anak saya 20 mayam mas”. Tidakkah kita merasakan hal sesakit ini? Harga diri seorang perempuan setara dengan 20 mayam mas. Padahal harga diri perempuan tidak dapat dinilai dengan tingginya emas. Jika kita menyinggung hal ini, mereka akan merespon, “Yasudah,, berarti harga diri kamu 2 gram emas. Kamu mau memberikan tubuhmu secara gratis ke suamimu?”
Padahal sebaik-baiknya perempuan adalah yang menerima mahar terendah, dan sebaik-baiknya lelaki adalah memberikan yang terbanyak.  Ini adalah aturan agama. Namun, kenapa mahar harus ditentukan harganya oleh orangtua pihak perempuan?
Tidak hanya itu. Orangtua juga takut anaknya menikah muda. Dengan alasan belum punya pekerjaan dan tidak tahu akan makan apa kelak. Apalagi bagi orang Aceh level pekerjaan harus PNS. Jika belum PNS, berarti dia belum punya pekerjaan.
Coba perhatikan terjemahan dari beberapa ayat dibawah ini:
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan,dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” (QS. An Nahl(16) :72).

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendiri diantara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya….” (QS.An Nur(24):32)
               
Selain itu, Sabda Rasulullah dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu.” (HR. Hakim dan Abu Dawud).
               
                Lalu, bagaimana jika ada orang yang mengatakan, “Nak, saya sudah 10 tahun menikah. Sesudah menikah, yang kita butuhkan hanyalah uang. Uang yang berbicara. Kamu bisa mengatakan demikian karena kamu belum menikah.”

Mudah saja, memang mereka lebih berpengalaman. Tapi jika ada yang berkata demikian,coba lihat apakah dia orang yang mempelajari Islam dengan baik? Apakah dia orang yang beriman penuh pada agama? Apakah dia menyerahkan hidup dan matinya semata hanya untuk Allah? Apakah dia orang yang paham penuh soal Islam? Saya yakin tidak. Karena orang yang beriman akan berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. 
                Saya juga teringat saat mengikuti pengajian bersama dengan ibu-ibu. Ada beberapa ustadzah yang sangat saya senangi.  Mereka mengatakan dengan tulus “Saya merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah.” Ada juga yang mengatakan, “Ada yang mengatakan pada saya, perempuan jika tidak bekerja sesudah menikah akan bosan saat lama-kelamaan. Akan bosan dirumah terus. Tapi saya sudah lebih 10 tahun menikah alhamdulillah sampai saat ini tidak ada rasa bosan dirumah. Saya bahagia melayani suami saya, dan bahagia serta mensyukuri saat mendidik anak-anak saya.”

Subhanallah, merinding rasanya saat mendengar pengakuan dari wanita-wanita muslimah ini. Mereka lelah, bahkan sangat lelah. Mereka miskin. Mereka sangat miskin. Tapi mereka sangat bahagia dengan kehidupannya.  Jauh berbeda dengan orang-orang yang hidupnya berorientasikan pada uang.  Semua ini terjadi pada masyarakat Aceh karena mereka takut akan masa depan. Mereka khawatir mengenai apa yang akan terjadi dengan keluarganya, putra-putrinya, dirinya sendiri, juga hal-hal yang jauh diluar akal pikiran manusia.
                Ingatkah kita dengan cerita Nabi Adam dan Siti Hawa yang selalu kita dengar dan baca di masa SD? Apa yang membuat Nabi Adam beserta Siti Hawa dikeluarkan dari Surga Allah? Karena mereka mendengarkan hasutan iblis untuk memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah.
Kala itu iblis menghasut  Nabi Adam dan Hawa akan masa depan. Iblis mengatakan mereka tidak akan kekal di surga jika tidak segera memakan buah khuldi. Coba renungkan, iblis menghasut keduanya akan ketakutan tidak kekal dimasa depan. Dan apa yang terjadi pada akhirnya?
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.
“Mukmin itu bergantungnya 100% kepada Allah, tidak ada rasa takut akan masa depannya dan tidak pula ada rasa sedih karena masa lalunya,karena dia yakin perancangan Allah adalah yang terbaik untuknya.”

                Lalu, bagaimana dengan perceraian di masyarakat Aceh? Mudah saja. Jika ada masalah kemudian dimintai pendapat, masyarakat awam di Aceh dengan sederhana menjawab,”Ceraikan saja dia.” Padahal Allah memerintahkan untuk mempermudah pernikahan, dan mempersulit perceraian. Bukan sebaliknya.
                Keanehan berikutnya adalah Masyarakat Aceh mengakui riba itu haram. Namun berlomba-lomba menjadi PNS dan mengambil hutang di bank. Sebenarnya ini tidak aneh jika ini adalah kasus personal. Namun masalahnya,ini sudah menjadi budaya di masyarakat Aceh. Membayar bunga atau kredit di anggap lumrah padahal itu termasuk riba. Lucunya lagi masih banyak yang bersikeras kalau membayar bunga itu tidak riba. Kalau bukan bunga yang dibayar, Jadi apa yang dibayar saat riba?

Yah.. sebenarnya tulisan ini nggak bermaksud apa-apa kok.. Cuma ingin share aja dengan harapan perilaku masyarakat Aceh bisa sesuai dengan ajaran Islam.  Agar masyarakat Aceh lebih terbuka pintu hatinya...bahwa pekerjaan di dunia ini bukan hanya PNS.  Agar mengetahui bahwa tidak ada yang perlu ditakuti akan masa depan. Dan semua ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.  Terima kasih sudah membaca. Jika ada saran, harap tinggalkan komentar. Semua yang benar datangnya dari Allah, dan yang salah datangnya dari saya sendiri.



Terkadang, Saya Menganggap Masyarakat Aceh Itu.... (Part 1)




                Aneh. Ya, aneh. Cukup aneh. Atau mungkin sangat aneh. Bagaimana tidak? Di balik image  yang terkenal dengan nilai Islaminya di dunia luar, ternyata masyarakat Aceh punya kebiasan dan kemudian membudayakan sesuatu  yang “aneh”. Sebenarnya biasa-biasa saja jika Aceh membuang identitas syariat Islam miliknya. Tapi permasalahannya adalah, Aceh ini dikenal dan memperkenalkan dirinya sebagai daerah yang menjalankan syariat Islam.

Syariat Islam?
                Syariat Islam di Aceh adalah perempuan. Karena segala peraturan syariat Islam disini umumnya diperuntukkan bagi perempuan.  Jangan berpakaian ketat, wajib berbusana muslimah, dan...apalagi ya ?  Hehe.. yang mirisnya itu adalah ketika pihak-pihak WH (Wilayatul Hisbah---Polisi Syariat yang rajin merazia kegiatan mesum atau busana ketat---) memberhentikan beberapa mahasiswi  kebidanan yang sedang dalam perjalanan menuju kos masing-masing. Dan alasannya cukup logis menurut mereka. Alasannya karena mahasiswi ini menggunakan celana training atau olahraga.  Padahal celana yang mereka gunakan sama sekali tidak ketat. Anehnya lagi, ibu-ibu yang membawa motor menggunakan rok sempit hingga betisnya terlihat malah dibiarkan oleh pihak WH. Juga laki-laki yang pulang dari kegiatan sepak bola menggunakan celana seatas lutut dibiarkan begitu saja. Hadeuh… sebenarnya ini apa,ya? Sepertinya syariat Islam Aceh  memang dikhususkan untuk perempuan,deh.
                Tapi syukur alhamdulillah belakangan ini WH sudah sedikit  lebih jenius dalam merazia.  Laki-laki yang keluar rumah dengan celana boxer  juga ikut dijaring. Walaupun hingga saat ini WH hanya razia di pinggir jalan menunggu motor yang  lewat.  Tentu saja aturan syariat Islam ini membawa dampak positif bagi perempuan Aceh.  Mau tidak mau mereka terpaksa menggunakan jilbab.  Akhirnya terbiasa,deh. Pakai Jilbab tapi masih maksiat? Bukan urusan kita juga. Yang penting dia sudah terhindar dari dosa memperlihatkan aurat. Soal dosa lainnya? Insya Allah selama hati terdalamnya masih terbuka terjadap Islam, jilbab itu akan memotivasinya menjadi lebih baik.
                Sebenarnya yang ingin saya ceritakan disini bukan sistem daerahnya juga ya.. hehe… Kalau masalah itu pemerintah Aceh barang kali lebih paham. Yang ingin saya share disini adalah prilaku masyarakat Aceh itu tersendiri yang sudah membudaya.

Seperti apa masyarakat Aceh itu?
                Masyarakat Aceh memiliki jiwa pemberani,kuat dan keras. Mereka bisa menentang apapun yang mereka tidak sukai. Mereka bisa mengucapkan apa saja yang menurutnya layak diucapkan walaupun itu menyakiti hati orang lain. Ibu-ibu Aceh umumnya berbicara dengan suara yang besar.  Namun kebiasaan ini tidak terlalu berlaku di kota-kota semacam Banda Aceh atau Lhokseumawe.
Masyarakat Aceh memiliki wajah yang cantik dan tampan.  Perempuan Aceh  umumnya berkulit putih dan berhidung mancung. Walaupun berkulit hitam, lihat saja seperti apa hitamnya Kajol atau Rani Mukherjee. Hehe.. Kebanyakan orang Aceh memiliki wajah Melayu, Timur Tengah dan India. Pernah ketika saya  berada di bandara untuk kembali ke Aceh, saya melihat seorang pria duduk di ruang tunggu. Saya sempat berpikir dia adalah orang-orang daerah Syam atau Iran. Eh, ternyata orang Aceh tulen. Laki-laki Aceh banyak juga yang berkulit hitam selayaknya orang-orang India Selatan.
                Hampir keseluruhan masyarakat Aceh memiliki fanatisme  yang tinggi. Mereka susah menerima  suatu perubahan yang sudah mereka terima dari dulu alias primordialisme. Termasuk dalam hal agama. Lucunya, mereka juga kebanyakan susah menerima  hal-hal  yang sesama  umat Islam sampaikan. Misalnya seperti perbedaan yang mereka sebut antara Muhammadiyah dan NU, pihak NU tidak setuju dengan Muhammadiyah atau sebaliknya.  Rata-rata dari mereka selalu mengiyakan apa yang ustad mereka katakan.  Kalau ustad mereka bilang A salah, ya salah. Kalau kenyataan A itu benar, mereka merespon “Kita lebih kurang dari ustad kita”
Tentu saja tidak semua masyarakat Aceh begitu,lho.. ada juga masyarakat Aceh bisa menerima dan belajar bersama-sama  antara NU, Muhammadiyah, Salafi atau Wahabi  dalam niat mencari jalan yang benar. (Saya tidak bersuara soal apa itu Salafi, Wahabi, NU atau Muhammadiyah ya..saya netral disini). Tapi walau bagaimanapun,orang Aceh tidak berbeda dengan karakter orang Asia,kok.. mereka ramah dan mudah berteman. Walaupun orang-orang Aceh masih banyak yang tabu dengan hal-hal baru.

Keanehan masyarakat Aceh sebagai daerah syariat Islam itu….
                Diwajibkan berjilbab tapi menggunakan jilbab besar dianggap aneh. Apalagi bercadar. Karena rata-rata Muslim di Aceh menggunakan jilbab paris yang tipis bahkan hanya menutupi leher saja. Bukannya sesuai syariat. Banyak juga yang menggunakan jilbab seperut. Tapi bahan jilbabnya justru lengket di badan. Bukan salah mereka juga. Memang susah mencari toko yang menjual pakaian atau jilbab syar’i di Aceh.  Malahan harus pesan online dari orang di pulau Jawa.
Lucu memang.. berjilbab besar hingga menutupi pinggul selalu dipandang aneh. Memakai cadar disebut aliran sesat atau ninja. Bayangkan saja.. Aceh yang terkenal dengan syariat Islamnya aneh melihat perempuan berjilbab besar.  Bahkan tidak sedikit yang tidak senang jika anggota keluarganya memakai pakaian yang sesuai syariat. Disebut kelamaanlah, kepanasanlah, makin terlihat gendut, dsb. Padahal mereka tidak mengetahui betapa sejuknya menggunakan jilbab besar, dan betapa nyamannya. Bayangkan saja mereka yang menggunakan jilbab pendek kemudian berjalan menggunakan payung dengan alasan “Mataharinya panas” atau jalan-jalan ke pantai kemudian menarik-narik jilbabnya agar tidak tertiup angin.

Diperintahkan menutup aurat tapi memakai kaos kaki juga di anggap aneh.  Sebenarnya orang Aceh paham kalau aurat perempuan itu adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Lah,ini? Makanya saya sebut ini aneh. Menggunakan kaos kaki berniat untuk menutup aurat kok malah di anggap ribet alias rempong. Pakai baju kepanjangan juga dianggap apaaaaaaa lah gitu. Padahal sebaiknya perempuan menggunakan baju yang panjang. Takut baju terkena najis saat terkena tanah? Sesungguhnya tanah itu suci. Jika baju bagian bawahnya terkena najis, maka tanah yang dilalui berikutnya akan menyucikan najis tersebut. (Bersambung ke Part2)

Kamis, 19 Februari 2015

Ada Apa di Bumi Ini..? ( Pemahaman Dasar Energi)~~

Hello Guysss....

Terima kasih buat semuanya yang sudah mau berkunjung ke blog asal ada ini  (O.o)?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada Apa di Bumi Ini?

 "Judul artikel ini tidak hanya sekedar judul. Tapi saya benar-benar berniat sharing dengan serius mengenai "Apa yang ada di bumi ini. Juga menjawab pertanyaan yang sering dipertanyakan sekaligus menjelaskan apa yang saya ketahui."

  Seperti yang kita ketahui bahwasanya bumi ini dipenuhi dengan berbagai jenis makhluk hidup. Mulai dari manusia, tumbuhan dan hewan. Namun, sayangnya hanya sedikit dari kita yang menyadari bahwa ada sesuatu yang "hidup" diantara semua benda di dunia. Entah itu biotik ataupun abiotik.
Mungkin bukan tidak menyadari. Akan tetapi sebagian besar orang di dunia ini memang tidak mampu merasakannya. Karena ini tidak berkaitan dengan kelima indra kita. Namun dengan sesuatu yang "terkunci" dalam diri kita. Sesuatu yang hidup itu adalah energi. Tentu saja energi yang dimaksud disini bukanlah lemak yang terbakar menjadi energi dalam tubuh. Tapi energi ini adalah suatu wujud yang cukup susah digambarkan. Wujud yang beterbangan dalam bumi namun saling terikat satu sama lain. Ukuran yang sangat-sangat dan sangat kecil bahkan mampu menembus ketebalan bangunan apapun. Sangat kuat sehingga mampu bertahan dan hidup dalam setiap kondisi emosional manusia. Sangat peka dan lentur sehingga bisa membentuk apapun yang tertempel dari suatu benda yang dilewatinya. Bisa dikatakan energi ini merupakan suatu wujud terkecil dari semuanya. Lebih kecil dari atom yang disebut-sebut sebagai partikel terkecil ataupun partikel dasar pembentuk atom. 
  Energi tidak hanya sekedar melayang di bumi.Karena ukurannya yang sangat kecil, ia mampu masuk kemanapun. Sudah pasti semua yang ada di bumi ini memiliki energi. Entah itu manusia, hewan, tumbuhan, bahkan benda mati sekalipun. Semuanya memiliki energi yang saling berkaitan satu sama lain. Seperti yang tertulis sebelumnya bahwa energi ini beterbangan namun saling terikat.  
Percaya atau tidak soal energi, ini kembali kepada Anda sendiri. Karena memang tidak semua orang mampu merasakannya. 

Apa saja yang dilakukan energi selama ia ada dibumi?

 Energi ada di semua benda dan setiap milimeter bumi ini. Ia tidak hanya melayang dan tersebar ke seluruh isi bumi. Ia mampu menyerap apapun yang didapatkannya dari tempat ia bersinggah. Seperti kemarahan manusia, kebaikan manusia, bahkan sifat-sifat laten manusia yang tidak mampu dibaca manusia pada normalnya. Jika energi menyerap kebencian dan kemarahan pada seseorang, maka bagian energi yang lain juga ikut terpengaruhi. Energi yang telah terkontaminasi dengan kemarahan manusia itu juga akan mengenai tumbuhan ataupun langit, sehingga tumbuhan atau langit  merasakan sakit dari energi tersebut. Jujur saja, faktor yang paling mempengaruhi perubahan energi pada bumi ini adalah manusia. Baik energi positif, atau negatif. Energi positif akan membuat alam lebih sehat. Sedangkan energi negatif akan membuat bumi menjadi sakit. 


 Apakah satu orang saja yang berbuat kejahatan mampu mengubah energi positif di bumi menjadi negatif? Kira-kira berapa jauh jangkauan energi itu?

     Jawabannya tidak. Perlu diperjelas satu hal bahwasanya satu orang yang berbuat jahat tidak mampu mengubah keseluruhan energi di bumi menjadi negatif. Jangkauannya hanya sebatas kamar pribadi atau sesuatu yang sangat dekat dengannya. Dibutuhkan orang yang banyak untuk membuat energi satu wilayah menjadi negatif. Dan pastinya diantara yang negatif tetap ada yang positif. Tapi permasalahan disini adalah energi apa yang paling mendominan. Jika berbicara soal cepat atau lambat,  energi negatif memerlukan waktu yang lama untuk menyebar. Sedangkan energi positif mampu mengalahkan energi negatif dalam waktu yang cepat. Asalkan jumlah orang yang berbuat kebaikan dengan hati yang tulus juga banyak. 
      Seperti halnya dengan bangunan yang ada di sekitar kita. Bangunan juga ada yang berenergi negatif ataupun positif. Pertanyaannya, bagaimana benda mati bisa memiliki energi positif atau negatif? Sedangkan mereka tidak mampu melakukan apapun? Kenapa mereka tidak berenergi netral saja?  Jawabannya adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang di dalam bangunan itu. Jika orang-orang melakukan hal yang baik dalam suatu bangunan, maka energi positif akan menyelimuti bangunan tersebut. 

Bagaimana kok bisa ada orang yang mampu merasakan energi? bukankah manusia normal tidak mampu? Apakah ini ada kaitannya dengan sebutan "Anak Indigo"?

      Energi juga bersifat seperti sinyal. Dari energi yang dipancarkan, orang-orang tertentu akan menangkapnya dan merasakan sesuatu yang di bawa oleh energi itu. Sehingga memahami apa yang dirasakan oleh bumi ataupun di suatu tempat. Berbicara soal anak indigo, ini merupakan hal yang sulit untuk dijelaskan. Apalagi melihat kenyataan orang-orang yang tidak meneriman kehadiran sosok indigo yang menurut mereka "tidak lazim" atau aneh. Apalagi ada yang beranggapan bahwa indigo mendapat kemampuan dari jin.Ya, memang ada beberapa indigo yang mendapat kemampuan dari jin. Bisa dilihat dari "bahaya" pikiran mereka, serta gangguan yang dialami. Namun yang anehnya, kenapa justru banyak indigo yang merasakan kekuasaan Tuhan karena kemampuannya? Kenapa tidak menjauhi saja mereka dari Tuhan? Bukankah itu dari jin? Soal kepastiannya benar atau tidak, Wallahua'lam. Allah mengetahui segalanya. Kemampuan yang datang dari jin, memang ada beberapa yang mengalaminya. Namun masih belum pasti apakah mutlak indigo murni dari jin ataukah tidak.
     Memang rata-rata indigo mampu merasakan energi. Namun sepertinya tidak harus menjadi indigo untuk dapat merasakan energi.

Lalu bagaimana cara mampu merasakan energi. Rasanya ingin, deh....

    Kalau cara membukanya, jujur saja saya tidak tahu cara membuka yang benar-benar syar'i dalam Islam. Memang ada beberapa referensi menyebutkan bisa dengan rajin shalat sunah. Tapi soal kebenarannya saya tidak tahu. Dan yang pastinya, mampu merasakan energi akan membuat kita kadang lelah, ataupun senang. Disaat kita berada di tempat yang penuh dengan energi negatif, maka tubuh kita juga akan merasakan negatifnya. Jika ditempat positif, tubuh kita juga akan merasakan positifnya. Kita menjadi sensitif layaknya tumbuhan. Asalkan kita berserah diri. Harus ada kesabaran penuh dalam diri dan kedewasaan dalam menyikapi apa yang tidak sesuai dengan kita dan lingkungan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Semua yang benar itu datangnya dari Allah, dan yang salah datangnya dari saya sendiri"









 

Jumat, 24 Oktober 2014

Are You A Jealous Person....?

        Jealousy is common and everybody often feels it. Actually they consider that the feeling is just possessed by the one who are in love. That is right. The people who are in love will be jealous, if the one they love is interested in or proud of the other sex. Jealousy is considered a sign of love, even if the one you love doesn't show his feeling, it means that s/he doesn't love you. It is all so common, but if jealousy is excessive, that is not good. 


             The feeling also appears when you compare yourself with others. As a result you acknowledge that s/he is greater than you are. This is also common, but it will be uncommon if the jealousy change into anger and grudge. To tell you the truth, if you have a feeling like this, you will be left by your friends. So the best way to avoid this is by taking part in other activities, so your mind doesn't also focus on someone or something. For example : Your boy/girl friend is clever, so his/her friends are happy to study with him/her. Then what about you? Should you be jealous? In this case, you should be proud of having her/him. In case, you should take a positive way, it can be by studying with him/her. It is possible, you can complete with him/her at your grade. I think the one you love will consider you as a mature person, even s/he will love you more. And as a result, your dating will last long.


            The thing you should remember is that everybody wants to associate with others, so you need not to limit his/her freedom; with whom s/he associates is her/his right.

             When you and your boy/girl friend is eating out, s/he tells about someone who is great both in performance or intelligence. Then you become jealous and say quickly, "Why do you tell him/her. Isn't there any other topic you can tell?"

Because of your jealousy, you always follow him/her whenever they go or will appoint someone to spy him/her. You think that s/he will make friendship and continue on dating. And as result, s/he will leave you and break your dating.

          If you consider this, it means that you are dreaming about one things which do not happen. In other words, you hurt your own feelings.

          Readers......what do you think if your boy/girl friend tells someone who is great? Are you jealous? In this case, you should not be jealous. You should see the things your boy/girl friend say in positive view. For instance, if s/he says that someone is good looking. This means that s/he gets dressed neatly, and can combine the design well.

           Knowing this, what should you do? First, you should realize that your boy/girl friend like the person who is neatly dressed. Then you should adapt yourself to what s/he wants to.

Here are the examples of jealous boys:
             In a happy birthday party, your girlfriend is praised by the guests, because her performance is great. Her accessories are suitable with her clothe's design. She always smile to the people she meets. Unfortunately, one their way home, her boyfriend is angry with her. His face is gloomy. He says, "I don't like your behavior at the party. Why did you smile so kindly? I think you just want to seek attention from other boys. is it right? I want you to behave commonly, just smiling to the people you know. That's it! Not to other people!"


Hiiiii readers......., What do you think about that? Maybe you can say that the boy loves his girlfriend very much, so he forbids his girlfriend to smile to other boys. In this case, he should not be jealous, because she just wants to show her friendship. So that she will not called an arrogant person. He should not worry about it! He may worry, if she just talks to other boys intimately. 

   If you are such a jealous boy, you should not limit your girlfriend's freedom. Let her associate with others including the boys, but you should emphasize that she may associate with other boys as long as she doesn't deceive your dating. I think as a good girlfriend, she will appreciate your trust. Besides that, you should believe to each other.

        Jealousy is not only possessed by boys also by girls. Actually girls don't say this feeling directly, but they show it with their behavior. Maybe she is gloomy, don't want to talk to, etc. For girls, such behavior is common. She does this because she is jealous. If your girl-friend shows this, You should think why she is angry. Remember what behavior you do that make her jealous. Then you should talk honestly and convince her that you don't make a relationship with others.

  Actually jealousy appears if the one s/he loves or make a chat to other sex intimately. After talking this, you should change your behavior that will cause your girlfriend jealous. 

Ok readers, that is a glance at jealousy. The feeling is good if one can apply it in his life, and it is bad if one can't apply it in his daily life, hehehehhe... ;) be relax. 

Now, do you understand? Ok, please answer your question honestly, Are you such a jealous person? 

( heheheh I dnt need to know...  Just answer to urself ;) )